Barus: Kearifan Lokal II

Dirangkai oleh Sinta Ridwan |

Kearifan Lokal II: Kisah Bona Hayu (Perbandingan Waktu 1922) 

- untuk ceritarempahbarus.org | Rilis 16 Juni 2021 |

Kali ini pembahasan dilanjutkan kepada pembacaan catatan yang bahwasanya perlakuan atau tingkah laku dan kepercayaan yang dianut petani pohon kapur barus pada masa 1922-an. Mengutip satu bagian kecil dari artikel yang ditulis Nurfaizal dalam satu jurnal dengan judul “Barus dan Kamper dalam Sejarah Awal Islam Nusantara”. Nurfaizal mencantumkan catatan yang ditulis orang Belanda (2018: 86).

Catatan orang Belanda ini sangat membantu untuk mengetahui tingkah laku kearifan lokal terhadap pohon kapur barus di masa lalu. Termasuk di dalamnya terdapat kisah legenda yang dipercaya masyarakat. Terdapat kisah asal usul dan kepercayaan pada saat mencari pohon kapur barus yang dianggap lebih dari sekadar pohon kayu belaka.

Penulis orang Belanda tersebut bernama J. de Ligny, ia berhasil memperoleh kisahnya dari seorang Bona Hayu yaitu tokoh pencari kamper, yaitu Pa Tombok di Pardomuan (Barus). Catatan selesai ia tulis pada 29 Juli 1922 di Barus. Catatan lengkapnya dapat membaca J. de Ligny (1924) dengan judul “Legendarische herkomst der kamfer Baroes, Overgedrukt uit het Tijdschrift van het Koninklijk Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen (Dell LXIII, aflevering 2), Weltevreden Albrecht & Co”. Berikut kisah legenda yang dipercaya pada masa itu.

Dahulu kala, hidup seorang perempuan muda nan cantik bernama Nan Tar Tar Nan Tor Tor di bumi ini. Ia berasal dari alam gaib anak begu dan dilamar seorang manusia biasa bernama Si Pagedag. Nan Tar Tar Nan Tor Tor bersedia menikah dengan syarat ia jangan disuruh menari.

Kemudian pada masa kelahiran anak mereka, suaminya tertidur di dalam sopo karena mabuk. Nan Tar Tar Nan Tor Tor diajak menari oleh seorang lelaki jahat yang diduganya itu atas izin suaminya. Ia sangat ketakutan dan sebelum menari dimulai dengan teriakan keras, Nan Tar Tar Nan Tor Tor pun lenyap. Ia diculik oleh begu sombaun yaitu roh jahat yang selalu menyukai anak-anak muda.

Rohnya simangot itu memasuki semak belukar langkukung dan menjadi sifat-sifat daripada kamper. Oleh karena bentuknya terlalu kecil dan ada resiko dirusak hewan, ia dipindahkan ke pohon johar. Pohon johar juga tidak selesai menjadi tempat duduk, ia pun dipindahkan kembali ke pohon suya, nama dahulu pohon kamper.

Ketika sang suami mengetahui istrinya lenyap, ia mencari ke mana-mana. Dalam mimpinya muncul istrinya duduk di pohon-pohon suya, ia pun mencari dan mengupas setiap pohon suya dengan tongkatnya dan menggemakan suara “Pagedag, pagedog!” di seluruh hutan. Sang suami tidak pernah menemukan istrinya dan bahkan melukai tangannya sendiri. Jiwanya terus mencari di sepanjang pohon kamper untuk menemukan kembali istri yang dicintainya.

Pencari kamper sering mendengar suara “Pagedag, pagedog!” saat pohon kamper patah kayunya. Jika Si Pageda Si Pagedog itu mendekat beberapa pohon kamper, maka Nan Tar Tor Nan Tor Tor menghilang dari pohon tersebut. Bona Hayu tidak pernah meletakkan tongkat pertapanya di dekat pohon kamper yang mengeluarkan suara “Pagedag, pagedog!” karena ia mengetahui bahwa di sana Nan Tar Tor Nan Tor Tor melarikan diri.

Sejak Nan Tar Tor Nan Tor Tor menghilang secara gaib dari bumi, para penari perempuan Dairi memakai sehelai daun dari suatu pohon di rambutnya, agar tidak jatuh bersama anaknya ke tangan begeo sombaon yang merampas Nan Tar Tor Nan Tor Tor. Dalam pencarian kamper atau kapur barus ke hutan oleh orang-orang Batak Dairi yang menganut Animisme, terdapat kisah-kisah legenda yang memberikannya perhitungan terhadap tindakan untuk lebih berhati-hati dan memberi perhitungan lain serta pantangan atau aturan larangan yang diperlukan.

Konon pada zaman dahulu, para pencari kamper adalah raja, yaitu kepala kampung masyarakat setempat atau seorang pedagang hasil hutan. Mereka mempekerjakan seorang pencari kamper yaitu Bona Hayu yang mengetahui kerahasiaan dan juga menerapkan mantra untuk diperbolehkan memilikinya.

Biaya yang diperlukan Bona Hayu ditanggung si pemberi perintah dan memenuhi biaya hidup Bona Hayu serta para pembantunya. Bona Hayu sendiri adalah seorang penganut Animisme, dengan daya berpikir yang sangat tajam. Dalam catatan juga terdapat informasi Bona Hayu menghindari penggunaan candu berlebihan. Hidupnya menyendiri dan berpikir sederhana dalam kondisi jiwa yang abnormal.

Untuk menemukan banyak kamper, Bona Hayu menggunakan mantra-mantra dan memberi sesaji serta sangat mempertimbangkan pantangan. Selama aktivitasnya, tindakan sehari-hari dihubungkan dengan pencarian kamper. Jika Bona Hayu mengambil kapak, ia akan mengatakan, “Aku mengambil kapak karena harus memperoleh banyak kamper”. Jika ia minum dari batok atau tempurung kelapa, ketika dituangnya penuh ia berkata, “Semoga pohon kamperku ini penuh dengan kamper”. Saat ia mengisi kantongnya dengan beras untuk bekal hidup selama beberapa hari, ia akan berkata, “Aku berharap agar panen kamperku begitu berlimpah seperti kantung ini”, dan begitu seterusnya.

Dengan bekal di perjalanan, Bona Hayu membawa candu dan ayam sebagai sesajian, ia beserta rombongan berangkat ke hutan. Di hutan Bona Hayu membangun satu gubuk atau jambar kuburun di dekat pohon kamper barus. Jika pohon mengeluarkan suara mengupas, tempat itu akan dihindari karena di sana tidak akan ditemukan kamper. Gubuk dibuat dari bahan-bahan yang ada di hutan dan memiliki dua pintu, satu untuk Bona Hayu dan satunya lagi untuk pembantu-pembantunya.

Pada pagi hari, Bona Hayu mulai bekerja mencari petunjuk ke mana arah mencari kamper, dengan meletakkan sehelai daun pandayangan yang ujungnya mengarah kepada Bona Hayu dan tangkainya kepada pohon kamper barus. Di atas daun diletakkan adonan sirih yang dimasak dengan garam atau akar gambir sebesar satu centimeter dan yang terlibat dalam perjalanan tersebut ada beberapa orang. Dalam aktivitas ini, sosok Nan Tar Tar Nan Tor Tor menjadi sosok perempuan yang berkahnya diminta orang-orang.

Bona Hayu duduk dekat daun, sampai melihat serangga meruten atau ngengat muncul dari gambir. Arah dari mana hewan kecil ini muncul menentukan ke arah mana ia harus mencari. Jenis ngengat ini menunjukkan apa warna hewan sesaji. Jika ngengat merah yang muncul di dari gambir, maka diperintahkan memotong seekor kerbau putih, tetapi jika ngengat hitam, maka kerbau hitam yang dipotong.

Potongan gambir disusun beraturan, gambir mana yang dimakan ngengat, memberi petunjuk siapa—berdasarkan urutan umur—yang akan memimpin pencarian. Gambir yang dimakan di tengah, di atas atau di bawah, juga memberi petunjuk tempat kamper ditemukan, antara di lereng, di bukit atau di ngarai. Bila semua petunjuk yang berguna ini telah diketahui, Bona Hayu kembali ke gubuk untuk tidur dan bermimpi dengan menggunakan candu.

Di dalam mimpi, ia didatangi seorang perempuan yang menawarinya nasi. Warna wajah perempuan itu memberi petunjuk pohon yang akan ditebang, apakah kulit pohon itu seperti pohon durian atau gorsing; hitam atau birong; bahkan putih ataubontar. Jika rambut perempuan itu terurai panjang, maka pohon kamper dengan akar sulung yang akan ditebang. Jika memakai baju pendek bagus, maka batang berkilau indah. Jumlah nasi yang ditawarkan pun memberi petunjuk sejumlah kamper yang diperoleh. (BERSAMBUNG – SINRID)

Referensi:

Nurfaizal. (2018). “Barus dan Kamper dalam Sejarah Awal Islam Nusantara”. Jurnal NUSANTARA: Journal for Southeast Asian Islamis Studies Vol. 14, No. 2, Desember 2018, hlm. 76-92.

Liberti, Pasti. (2019). ‘Air Kebajikan’ dari Barus. Dalam news.detik.com atau detikX INTERMESO, liputan khusus. Diakses pada 28 April 2021, 21.38 WIB. https://news.detik.com/x/detail/intermeso/20190521/Mendulang-Emas-Kapur-Barus/

Farsyah, Mudha. (2007). Kearifan Tradisional Masyarakat Desa Sibanggor Julu yang Berkaitan dengan Pemeliharaan Lingkungan Alam di Kabupaten Madina Provinsi Sumatera Utara. Direktorat Jenderal Nilai Budaya, Seni dan Film: Departemen Kebudayaan dan Pariwisata.

Dirangkai pada 2 Mei 2021 di Surya Mulia IV, Jakarta Barat (Sinta Ridwan)

Karena belum pernah mengunjungi Barus secara langsung, menggunakan foto yang diambil oleh Dr. Tompi featuring Indonesia Kaya pada 21 November 2019.

Kategori: Barus dan Tulisan.