Mawar Versailles

Oleh Sinta Ridwan |

Mawar Versailles

Mawar-mawar ini harus selalu berbunga di sampingku,
itu pesan terakhirku, padamu. Sedikit bernada paksa. Merekalah,
hidupi hidupku. Pemberi warna, pengasih wangi. Versailles,
di pinggir halaman agung, keempatnya kutemukan. Di antara jejak
putri Antoinette dan kakek tua Louis ke-XIV.

Aku menyebutnya bunga mimpi, bunga imajinasi, bunga dukungan,
serta bunga harapan. Mirip labirin rahasia khusus dibuat di taman belakang.
Aku ingin terus memiliki, kuburkan tubuhku bersama mereka. Simpanlah,
di sampingku, seperti biasa aku memandangnya menjelang terlelap tiap malam.
Tanpa mereka, tak mengerti arti memberi, diberi. Lupa, mawar punya duri.

Kau, yang selalu di sebelahku. Kutahu tatapan nanar itu,
tak anggap empat mawar temanku. Mawar yang bermakna,
sungguh. Kau seperti Louis ke-XVI, yang asyik bergulat kunci.
Dibiarkannya pemilik cantik melayu di ujung kamar, mengering
hampir ditinggal nyawa. Termasuk aku, yang tengah menanti mati.

Paris, 16 Januari 2016

*Puisi ini dimuat di Seni Budaya Kabar Priangan, Sabtu-Minggu, 20-21 Mei 2017 halaman 13.

Foto diambil di Strasbourg pada 18 Januari 2016.

Kategori: Mengolah dan Puisi.