Penakluk Hujan

Oleh Sinta Ridwan |

Penakluk Hujan

Arus deras hujan kalahkan gejolak amarah kembang perawan.
Deru angin berteriak rindu pundak bulan. Guna bersandar.
Ribuan titik air banjiri cinta yang terperih, yang tersayat.
Sang Pengeran, si penakluk hujan terkenal itu, sedang menitik rintik.
Air matanya terluka menembus hujan. Penakluk hujan di dunia hujan
telah kehilangan hujan yang dicari selama ini. Hujan yang dicintai.
Hujan yang sanggup membuatnya menaklukkan diri sendiri.

Ujungberung II, 1 Januari 2010

*Puisi ini dimuat di Sastra Dinamika News Edisi 363 halaman 14 pada 1-14 April 2016.

Foto diambil pada 11 Januari 2010 di Ujungberung, Melati.

Kategori: Mengolah dan Puisi.