Perpustakaan & Kebebasan

Oleh Sinta Ridwan |

Perpustakaan & Kebebasan

Kita berkumpul di sini,
membawa sekeranjang kesadaran
akan keberadaan aksara-aksara
yang menyimpan rahasia semesta.

Malam itu, kawan kita diserbu.
Oleh kekuatan raksasa hijau
yang memandang rendah kebersamaan
bintang dan kicauan detak jam ribuan waktu.

Buku, tergeletak dan berdebu di jalanan,
di gedung-gedung, di toko buku, di dalam dirimu.
Mereka menunggu untuk dirindu, dibaca kalbu.
Segenggam dunia dilipat kertas-kertas
yang menghisap udara yang sama. Dengan kita.

Membaca, adalah kebebasan.
Membaca, adalah ketangguhan.
Seperti semesta yang ikut bernapas.
Siang dan malam.

Udara, air, tanah, pengetahuan, sampai pendidikan
juga apa-apa yang menetap di bumi adalah kebebasan.
Milik kita sendiri. Tak boleh ada kekerasan.
Tak perlu ada dominasi.

Kita lawan kekerasan dengan membaca.
Kita rebut ruang publik ini
untuk mendirikan kebebasan
untuk melawan.

Kita dirikan rumah pengetahuan
untuk sekarang dan masa depan.

Cirebon, 27 Agustus 2016

*Puisi ini rilis di Islam Bergerak pada 6 September 2016.
https://islambergerak.com/2016/09/sepucuk-puisi-berbau-darah-kebebasan/

Foto ini diambil pada 27 Agustus 2016 di Cirebon.

Kategori: Mengolah dan Puisi.