Oleh Sinta Ridwan |
Ceritanya tulisan di bawah ini adalah tugas menganalisis puisi. Aku baca lagi dan ternyata ada satu puisi sendiri dianalisis sendiri, haha. Mungkin berguna buat yang lagi kuliah di Sastra Inggris, hehe. Dan puisi paling akhir itu aku ngerjain buat tugas kawanku, parah, ya, dan minta imbalan dong.
Sinta Ridwan, Inggris.C/2003.111.199
Analyzing a Poem “Menanti Perpisahan di Suatu Senja”
Written by Sinta Ridwan
For Poetry Task 2nd in the 8th Semester English Department
Bandung Foreign Language School 2007
Semua kenangan akan kebersamaan di perjalanan hidup kita yang sementara ini akan tersimpan rapat di bagian hatiku yang paling dalam. Terima kasih teman.
Menanti Perpisahan di Suatu Senja
Sepertinya senja datang kali ini adalah senja yang tergelap.
Pada suatu senja yang akan mengakhiri perjalanan kisah kita.
Aku termangu di tempat duduk dan hampir membuatku terlelap.
Dan seakan menunggu datangnya titik akhir kesepakatan kita tentang cinta.
Don’t know why no one star smiles to me this night.
O only dark sky still waits and loyal to me tonight.
Waiting you as if my life will finish at this time.
Still sit down at a garden chair and remembering our love sometime.
Sendiri dalam keterasingan kali ini membuatku sangat takut.
Akankah kita tak akan bersama dan bercinta lagi sampai akhir waktu.
Akhirnya kau datang beriku bunga serta duri yang masih tersangkut.
Senja hari ini berkata padaku akan meninggalkan langit gelap itu.
Your wild flower says sorry when the soul in my heart was waiting.
Warmly in my mind changes our love tonight to be crying.
Good bye as the last word before you leave me alone.
Giving black-rose flower in my life and you go on.
Ntha
07 April 2007 – 14.55 WIB
|
Menanti Perpisahan di Suatu Senja
Sepertinya senja datang kali ini adalah senja yang tergelap.
Pada suatu senja yang akan mengakhiri perjalanan kisah kita.
Aku termangu di tempat duduk dan hampir membuatku terlelap.
Dan seakan menunggu datangnya titik akhir kesepakatan kita tentang cinta.
Don’t know why no one star smiles and shines to me at this night.
O only dark sky still waits and loyal to me tonight.
Waiting you as if my life will finish this time.
Still sit down at a garden chair and remembering our love sometime.
Sendiri dalam keterasingan kali ini membuatku sangat takut.
Akankah kita tak akan bersama dan bercinta lagi sampai akhir waktu.
Akhirnya kau datang beriku bunga serta duri yang masih tersangkut.
Senja hari ini berkata padaku akan meninggalkan langit gelap yang itu.
Your wild flower says sorry when the soul in my heart was waiting.
Warmly in my mind changes our love tonight to be crying.
Good bye as the last word before you leave me alone.
Giving black-rose flower in my life and you go on.
Analyzing Poem “Menanti Perpisahan di Suatu Senja”
Theme: Sad Love Story
Approach: Narrative
Style: Simple Diction & Figurative
Kind of Poetry: The Idyll
Story: …
“A love couple who commit their relation would be separated and finished to love each other. In one day, at the evening to night, they met and broke their love.”
Figure of Speech : …
1. Personification:
– Sepertinya senja datang kali ini adalah senja yang tergelap.
– Pada suatu senja yang akan mengakhiri perjalanan kisah kita.
– Don’t know why no one star smiles and shines to me at this night.
– Only dark sky still waits and loyal to me tonight.
– Senja hari ini berkata padaku akan meninggalkan langit gelap yang itu.
– Your wild flower says sorry when the soul in my heart was waiting.
– Warmly in my mind changes our love tonight to be crying.
2. Metaphor:
– Sendiri dalam keterasingan kali ini membuatku sangat takut.
3. Simile:
– Sepertinya senja datang kali ini adalah senja yang tergelap.
– Dan seakan menunggu titik akhir kesepakatan kita tentang cinta.
– Waiting you as if my life will finish this time.
– Good bye as the last word before you leaves me alone.
4. Symbolism:
– Sepertinya senja datang kali ini adalah senja yang tergelap. (malam)
– Your wild flower says sorry when the soul in my heart was waiting. (rose)
5. Metonymy:
– Giving black-rose flower in my life and you go on. (sad symbol)
6. Epithet:
– Sepertinya senja datang kali ini adalah senja yang tergelap. (malam)
– Akhirnya datang beriku bunga serta duri yang masih tersangkut. (rose)
– Senja hari ini berkata padaku akan meninggalkan langit gelap yang itu. (mendung)
Rhyme
Sepertinya senja datang kali ini adalah senja yang tergelap / a
Pada suatu senja yang akan mengakhiri perjalanan kisah kita / b
Aku termangu di tempat duduk dan hampir membuatku terlelap / a
Dan seakan menunggu datangnya titik akhir kesepakatan kita tentang cinta / b
Don’t know why no one star smiles and shines to me at this night / a
O only dark sky still waits and loyal to me tonight / a
Waiting you as if my life will finish this time / b
Still sit down at a garden chair and remembering our love sometime / b
Sendiri dalam keterasingan kali ini membuatku sangat takut / a
Akankah kita tak akan bersama dan bercinta lagi sampai akhir waktu / b
Akhirnya kau datang beriku bunga serta duri yang masih tersangkut / a
Senja hari ini berkata padaku akan meninggalkan langit gelap yang itu / b
Your wild flower says sorry when the soul in my heart was waiting / a
Warmly in my mind changes our love tonight to be crying / a
Good bye as the last word before you leave me alone / b
Giving black-rose flower in my life and you go on / b
This Poem has 4 lines in every stanza = the Quatrain
The Rhyming are abab and aabb
Stress Pattern
Sepertinya / senja datang / kali ini / adalah senja / yang tergelap pentameter
Pada suatu senja / yang akan / mengakhiri / perjalanan / kisah kita pentameter
Aku termangu / di tempat duduk / dan hampir / membuatku / terlelap pentameter
Dan seakan / menunggu datangnya / titik akhir/ kesepakatan kita / tentang cinta pentameter
Don’t know why / no one star / smiles and shines / to me / at this night pentameter
O only dark sky / still waits / and loyal / to me / tonight pentameter
Waiting you / as if / my life / will finish / this time pentameter
Still sit down / at a garden chair / and remembering / our love / sometime pentameter
Sendiri dalam / keterasingan / kali ini / membuatku / sangat takut pentameter
Akankah kita / tak akan bersama / dan bercinta lagi / sampai akhir waktu pentameter
Akhirnya kau datang / beriku bunga / serta duri / yang masih / tersangkut pentameter
Senja hari ini / berkata padaku / akan meninggalkan / langit gelap / yang itu pentameter
Your wild flower / says sorry / when the soul / in my heart / was waiting pentameter
Warmly / in my mind / changes our love / tonight / to be crying pentameter
Good bye / as the last word / before / you leave me / alone pentameter
Giving / black-rose flower / in my life / and you / go on pentameter
Each line contains 5 foots, it called pentameter.
Metrical Rhythm
– / – / – / – / – / – / – / – / – / – /
Sepertinya / senja datang / kali ini / adalah senja / yang tergelap
– / – / – / – – / – / – / – / – / – / – /
Pada suatu senja / yang akan / mengakhiri / perjalanan / kisah kita
– / – / – / – / – / – / – / – / – / – /
Aku termangu / di tempat duduk / dan hampir / membuatku / terlelap
/ – / – – / – – / – – / – / – / – / – – / – / – /
Dan seakan / menunggu datangnya / titik akhir/ kesepakatan kita / tentang cinta
– / – – / – / – / – / / – /
Don’t know why / no one star / smiles and shines / to me / at this night
– / – – / – / – / – / –
O only dark sky / still waits / and loyal / to me / tonight
– / – – / – / – / – – /
Waiting you / as if / my life / will finish / this time
– / – – / – / – / – / – / – / – /
Still sit down / at a garden chair / and remembering / our love / sometime
– / – – / – / – / – – / – / – / – / – / – /
Sendiri dalam / keterasingan / kali ini / membuatku / sangat takut
– / – – / – / – / – / – / – / – / – / – / – /
Akankah kita / tak akan bersama / dan bercinta lagi / sampai akhir waktu
– / – / – / – / – – / – / – / – / – / – /
Akhirnya kau datang / beriku bunga / serta duri / yang masih / tersangkut
– / – / – / – / – / – / – / – / – / – / – / – – /
Senja hari ini / berkata padaku / akan meninggalkan / langit gelap / yang itu
– / – / – / – / – – / – – / – /
Your wild flower / says sorry / when the soul / in my heart / was waiting
– / – / – / – / – / – / – / –
Warmly / in my mind / changes our love / tonight / to be crying
– / – / – / – / – / – – /
Good bye / as the last word / before / you leave me / alone
– / – / – / – / – / – / –
Giving / black-rose flower / in my life / and you / go on
This poem uses the type of feet is double falling rhythm.
It called IAMBIC. Every the end of line is masculine.
Rhyme and Related Devices Technical (Sounds of Words)
Sepertinya senja datang kali ini adalah senja yang tergelap.
Pada suatu senja yang akan mengakhiri perjalanan kisah kita.
– Repeating of complete words (senja)
– Dissonance (per- and ter-)
Aku termangu di tempat duduk dan hampir membuatku terlelap.
Dan seakan menunggu datangnya titik akhir kesepakatan kita tentang cinta.
– Alliteration (the word: t)
Sepertinya senja datang kali ini adalah senja yang tergelap.
Pada suatu senja yang akan mengakhiri perjalanan kisah kita.
Aku termangu di tempat duduk dan hampir membuatku terlelap.
Dan seakan menunggu datangnya titik akhir kesepakatan kita tentang cinta.
– Rhyme abab
Don’t know why no one star smiles and shines to me at this night /ai/
O only dark sky still waits and loyal to me tonight /ai/
Waiting you as if my life will finish this time /ai/
Still sit down at a garden chair and remembering our love sometime /ai/
– Alliteration (the word: w)
– Assonance: /ai/
– Rhyme aabb
Sendiri dalam keterasingan kali ini membuatku sangat takut /u:/
Akankah kita tak akan bersama dan bercinta lagi sampai akhir waktu /u:/
Akhirnya kau datang beriku bunga serta duri yang masih tersangkut /u:/
Senja hari ini berkata padaku akan meninggalkan langit gelap yang itu /u:/
– Alliteration (the word: k)
– Assonance /u:/
Your wild flower says sorry when the soul in my heart was waiting /ai/
Warmly in my mind changes our love tonight to be crying /ai/
Good bye as the last word before you leave me alone /o:/
Giving black-rose flower in my life and you go on /o:/
– Assonance /ai/ and /o:/
– Alliteration (the word: w)
|
Analyzing A Lover’s Complaint, A Poem By William Shakespeare
21st February 2007
THEME
- The theme is about love, but this poem tells a disappointed in love.
- Related with William Shakespeare, who wrote this poem at Elizabeth’s era, so that, it tells about a freedom of love expression (Renaissance).
APPROACH
- In this poem, the kind of approach, is narrative.
- Because William Shakespeare tells about a story.
- The story is about a journey of a girl who complaint about love.
FUNDAMENTAL APPROACH
- This poem can tells about an objective poem.
- Because the writer, can describe someone or something from his sight.
- This poem has conceit (good choice words) and epithet (symbolic idiom).
FORM
- The class of form in this poem is a fiction poem.
- The plot in this poem is the plot moves forward.
- Characters are a man, who dominant and mean person, an accepted and fickle girl and, a reverend man who wise.
STRUCTURAL PATTERN
- This poem has a part of structure, the name is repetition.
- Because this poem repeats the same method (A-B-A-B-B-C-C-) and uses the principle of “exposition-development-recapitulation”.
- This poem also uses a repeated element of a pattern (motif).
- This poem uses many symbols.
STYLE
- The poem uses figurative style.
- For example : ‘That horse his mettle from his rider takes:
- The meaning is, the ability of riding horse can be seen by the way of riding a horse.
- The evaluation or critical study of style is personality. It means that something worthwhile to say and the skill to say it well; each in his own unique way (personality).
- Why does it call a personality poem? Because, which we know, only William Shakespeare who wrote poem like this.
TYPE
- The type of feet in this poem is double rising rhythm
- The stressing example is:
– / – / – / – / – /
“What rounds, / what bounds, / what course, / what stop / he makes!”
- This poem consists of 7 lines, which calls is septet
- This poem uses a five-stress line, which calls is pentameter
RHYME
- The echoing words sound in this poem is dissonance (repeating of the whole word):
‘O, that infected moisture of his eye, (ai)
‘O, that false fire which in his cheek so glow’d, (ou)
‘O, that forced thunder from his heart did fly, (ai)
‘O, that sad breath his spongy lungs bestow’d, (ou)
…..the 47th stanza
- This poem is using sound that suggest something of the subject and feeling, the name is, deliberate, use of the vowel and consonant sounds for the moods they suggest, such as O (in the 47th stanza).
FIGURE
- Figure of speech based on comparison in this poem is metaphor
- ‘O, that forced thunder from his heart did fly, is for example.
- The meaning is, there is nothing anger again.
LYRICAL POEMS
- This poem has a kind of lyrical which tells about the idyll.
- Because this poem describes a scene or an incident in a picturesque setting.
Ntha
|
Analyzing Poem “Sajak Sederhana”
- Theme: Life Story
- Approach: Narrative
- Style: Simple Diction & Figurative
- Kind of Poetry: The Idyll
- Story: …
“A family through the life with ordinary activity without improving their dreams”
- Figure of Speech:
- Personification:
- cahaya matahari menyentuh miring
- Metaphor :
- hanya sehimpun sajak di laci berdebu,
- ketika anak-anak mengusir ayam tetangga,
- Symbolism :
- hanya sehimpun sajak di laci berdebu,
- Epithet :
- cahaya matahari menyentuh miring (menyinari)
- Rhyme
Sajak Sederhana
Ini hari, sudah berapa waktu a
usia pernikahan kita? Pohon rambutan b
berkali-kali berbuah dan berbunga c
anak-anak telah pula bisa membaca dan menulis, a
tapi rumah yang kita tempati; dari musim ke musim b
selalu berubah alamat. c
apa yang kita punya selama ini? a
hanya sehimpun sajak di laci berdebu, b
cahaya matahari menyentuh miring c
ketika anak-anak mengusir ayam tetangga, a
yang mematuk tanaman juga rerumputan b
yang kau siram tiap pagi dan petang c
- This Poem has 3 lines in every stanza = the Triplet
- The Rhyming are abc
- Stress Pattern
ini hari, / sudah berapa waktu
usia pernikahan kita? / Pohon rambutan
berkali-kali berbuah / dan berbunga
anak-anak telah pula / bisa membaca dan menulis,
tapi rumah yang kita tempati; / dari musim ke musim
selalu / berubah alamat.
apa yang kita punya / selama ini?
hanya sehimpun sajak / di laci berdebu,
cahaya matahari / menyentuh miring
ketika anak-anak / mengusir ayam tetangga,
yang mematuk tanaman / juga rerumputan
yang kau siram / tiap pagi dan petang
- Each line contains 2 foots
- It called Diameter
- Metrical Rhythm
– / – / -/ – / – -/
ini hari, / sudah berapa waktu
– / – / – / – / – / – / / – /
usia pernikahan kita? / Pohon rambutan
– / – / – / – / – – / – /
berkali-kali berbuah / dan berbunga
– / – / – / – / – / – / – – / – / – /
anak-anak telah pula / bisa membaca dan menulis,
– / – / – / – / – / – / – / – / –
tapi rumah yang kita tempati; / dari musim ke musim
– / – / – / – / –
selalu / berubah alamat.
– / – / – /
apa yang kita punya / selama ini?
– / – / – / – / – / – /
hanya sehimpun sajak / di laci berdebu,
– / – / – / – / – / – /
cahaya matahari / menyentuh miring
– / – / – / – / – / – / – / – /
ketika anak-anak / mengusir ayam tetangga,
– / – / – / – / – / – / –
yang mematuk tanaman / juga rerumputan
– / – / – / – / – / –
yang kau siram / tiap pagi dan petang
- This poem uses the type of feet is Double Falling Rhythm
- It called IAMBIC
- Every the end of line is Masculine
- Rhyme and Related Devices Technical (Sounds of Words)
berkali-kali berbuah dan berbunga
tapi rumah yang kita tempati; dari musim ke musim
- Repeating of complete words (kali and musim)
- Dissonance (ber-)
anak-anak telah pula bisa membaca dan menulis,
tapi rumah yang kita tempati; dari musim ke musim
selalu berubah alamat.
- Alliteration (the word : m)
ketika anak-anak mengusir ayam tetangga,
yang mematuk tanaman juga rerumputan
yang kau siram tiap pagi dan petang
- Rhyme abc
|
NAMING
The way a name lingers in the snow
When traced by hand.
The way angels are made in snow,
All body down,
Arms moving from side to ear to side to ear
A whisper, a pause;
The slight, melting hesitation.
Analyzing Naming Poem
Theme: The Hesitate Heart
Translate:
Cara berjalan yang lambat sebuah nama di bawah turunnya salju
Saat cara yang lambat itu digores oleh tangannya
Cara malaikat-malaikat dibuat di bawah salju
Semua tubuh membungkuk hormat
Lengan bergerak dari sebelah ke telinga dan seterusnya
Sebuah bisikan dan gerakan diam
Tubuh ramping itu meleleh dalam kebimbangan.
Mood: Hesitate Sad
Approach: Emotive Description
Style: Simple Diction
Metrical Rhythm:
– / – / – / – / – / –
The way / a name / lingers in / the snow
– / – /
When traced / by hand.
– / – / – / – /
The way / angels / are made / in snow,
– / – /
All body / down,
– / – / – / – / – / – / – / – /
Arms moving / from side / to ear / to side / to ear
– / – / – /
A whisper, / a pause;
– / – / – / –
The slight / melts he / sitation.
Foot:
The way / a name / lingers in / the snow Tetrameter
When traced / by hand. Diameter
The way / angels / are made / in snow, Tetrameter
All body / down, Diameter
Arms moving / from side / to ear / to side / to ear Pentameter
A whisper, / a pause; Diameter
The slight / melts he / sitation. Trimester
Rhyme:
- Repeating of Complete Words:
Arms moving from side to ear to side to ear
- Alliteration:
Arms moving from side to ear to side to ear
- Assonance:
The way a name lingers in the snow
When traced by hand.
The way angels are made in snow,
All body down,
- Rhyme:
The way a name lingers in the snow a: /ou/
When traced by hand. b: /e/
The way angels are made in snow, a: /ou/
All body down, a: /ou/
Arms moving from side to ear to side to ear c: /ia/
A whisper, a pause; a: /ou/
The slight melts hesitation. c: /ia/
Stanza: One Stanza and Seven Lines: SEPTET
Figure of Speech:
- Personification
- The way a name lingers in the snow
- When traced by hand.
- The way angels are made in snow
- All body down,
- Arms moving from side to ear to side to ear
- The slight melts hesitation.
- Metonymy
- A whisper, a pause,
Kind of Poetry: The Idyll
Notes: Buat John: Kalau ada yang belum paham entar tanya ya.
By Sinta Ridwan
Jangan lupa Silverqueen 2 biji ^-^