Pohon Cinta

Oleh Sinta Ridwan |

Pohon Cinta

Cinta, ibarat bibit pohon yang ditanam.
Berharap tumbuh sehat, berbuah limpah,
merimbun dedaunan, menyebar oksigen,
membesar, meraksasa, beri kerindangan.
Tak hanya ada, tampak, namun dibiarkan.

Butuh makanan, pupuk perjuangan, inti
pun sari vitamin dan mineral kehangatan.
Menderau air, meracik puji, biar senang
selimuti. Hadirnya dikagumi, diharapkan
dengan sebuah pelukan sehabis mengenang.

Terus digenggam erat, meski saling memiliki.
Didampingi, dijaga akar-akar rasa yang tumbuh.
Bungkuknya tubuh ini untuk para pelindung
serta pejuang cinta agar pohon terus merekah.
Diri ini belum bisa tumbuhkan cinta, belum ditanam
bibit pohonnya. Belum pernah disiram dengan air mata
harapan. Keburu ditiadakan, tak dihiraukan, mengerdil,
dibiarkan mengering, kelaparan, tak diurus, terabaikan
lalu menghilang. Tak sempat berbuah dan merindangkan.

Paris, 24 Februari 2016

*Puisi ini dimuat di Seni Budaya Kabar Priangan, Sabtu-Minggu, 20-21 Mei 2017 halaman 13.

Foto diambil di Rouen pada 7 Januari 2016.

Kategori: Mengolah dan Puisi.