Di Ambulu

Oleh Sinta Ridwan |

Kupangku Kau di Ambulu

Ambu, fajar bersarung itu menyingkap bulir keringat di hulu.
Mimi dan mama menyeru menggebu di Ambulu.
Sambil sisir capit rajungan yang menggantung debu,
ku tak malu angkut kotak kayu saat diserumu.

Di Ambulu, lidahku melantun sendu.
Bibirku menyeduh leluhur yang terbujur
di retak-retak lumpur yang kaku.
Di bawah tubuh-tubuh mangrove yang tak lagi bercumbu.

Kekar legam kaki-kaki besar itu,
gigih menarik ujung kepala perahu.
Merindu Ambulu yang syahdu menjaring kerapu.
Mereka angkuh ingin menggusur perahu yang berderu.
Ingin jejak ingatan nelayan diserut, disapu.

Di beranda rumah kayu,
nyanyikan sisa fajar yang melarung.
Kutunggu gerobak melaju-laju,
menggiring asa-asa sedari dulu.

Kupangku kau di Tanah Ambulu,
rindu asa anak bercelana biru.
Kupangku kau di pinggir pintu,
Ambulu yang mengadu pilu.

Saint Cloud, 24 Februari 2015

*Puisi ini tersiar di Harian “Pikiran Rakyat” Khasanah Pertemuan Kecil, pada Minggu, 20 September 2015 halaman 23. Puisi ini pernah dibacakan pada acara musikalisasi puisi Ari Redha di Yogyakarta pada 16 Mei 2016. http://www.warningmagz.com/rampai-indah-musik-dan-puisi-arireda/

Foto diambil pada 17 Februari 2015 di Saint Cloud.

Kategori: Mengolah dan Puisi.