Pulau Margit

Oleh Sinta Ridwan |

Pulau Margit

Mereka menyerumu Margit,
yang hidup di Pulau Kelinci.
Memisah diri pada impian para gadis.
Menyerahkan jiwa kepada-Nya. Bersuci.

Pada 1242 tangismu lahir di tengah
gemerlap emas sampai Paduka Raja
sibuk menahan serangan Mongolia.

Kususupkan beberapa kelopak mawar
antara sisa reruntuhan ratapan, harapan.
Di ranjangmu terbaring di 1271, selamanya.

Hening ciptaanmu di tengah Buda dan Pest,
membuatku menembus dinding waktu
sebelah pohon rimbun yang masih gugur
di musim rindu yang sangat dingin.

Nyanyi gagak memberi petunjuk. Ratusan tahun
jejak-jejak darah biru itu membekas. Membuat peta
yang mengarah kamar sunyi sepanjang air mata
yang tergenang di ujung nisan sang terkasih.

Budapest, 24 Februari 2014

*Puisi ini dimuat di Puisi BasaBasi.co pada 9 Oktober 2018.
https://basabasi.co/sajak-sajak-sinta-ridwan-buah-tangan-bau-paris/

Foto diambil pada 24 Februari 2014 di Pulau Margit, Budapest.

Kategori: Mengolah dan Puisi.