Ceremai Macapatan

Oleh Sinta Ridwan |

Ceremai Macapatan Pucung

Langit umbar angkara, lalu cemberut.
Ceremai pun demam.
Ni Lampir gigil meringkih,
derita diboyong elang Jawa, ngahyang.

Cekikikan surili banjiri kampung.
Kota pun tenggelam.
Arusnya hanyutkan raga.
Kaki Ceremai menghunus lara Sang Kala.

Tangannya mencakar atmosfer kelabu.
Mantra sihir lahar,
mengesot-mengejang-mati.
Para petapa ikut gelayut sanca.

Ceremai gusar pada penyair palsu.
Hujan abu kata.
Sesak menyumbat arteri.
Matanya jatuh menimpa warga kota.

Di Pantai Caruban terdengar gemuruh,
Ceremai melemah.
Kematian meratapi.
Menanggung kesumat yang menumpuk lama.

Saint Cloud, 25 Februari 2015

*Puisi ini tersiar di Harian “Pikiran Rakyat” Khasanah Pertemuan Kecil, pada Minggu, 20 September 2015 halaman 23.

Foto diambil pada 23 Februari 2015 di Paris.

 

Kategori: Mengolah dan Puisi.