Segenggam Cinta

Oleh Sinta Ridwan |

Segenggam Cinta di Sauwandarek

Di Raja Ampat, kasihku, kita membara.
Nuri elok yang kau lihat sore tadi,
memberi warna baru kelambu ranjang.
Ciuman di atas bayang semu sang surya
getarkan karang kokoh samping kaki menapak.

Barisan hutan bakau memberi sejuk jiwa Bapak Pulau.
Pun sari kasih yang sempat senja beri di atas dermaga.
Saat jemari kita saling sentuh ujung kukunya, warna wajah ini
masing-masing menghitam. Berseru-seru cita-cita. Bermimpi
anak negeri, terlahir dari rahim Ibu Pertiwi.
Ibunda sang langit biru dan sang bumi hijau.

Malam dipeluk ombak sunyi,
ribuan kilau bintang bercermin pada laut,
beritahu arti keabadian. Kau peluk ragaku
dan kecup jiwaku, sambil dengar nyanyi pasir.

Di ujung cakrawala, beberapa bintang terjatuh, terpeleset.
Seolah merestu tatapan yang mengalun lembut.
Seperti siulan binatang malam di atas bukit karang
sebelah Kampung Sauwandarek.

Di sinilah, sayangku, seru angin laut buatku tak rindu
jalan-jalan beraspal. Lika-liku gang kehidupan.
Akhirnya, ya pujaanku, genggaman cinta kita sampai juga
di tanah Papua Barat yang dikelilingi perahu.

Sauwandarek, Papua Barat, 10 Juli 2010

*Puisi ini dimuat di Sastra Dinamika News Edisi 363 halaman 14 pada 1-14 April 2016.

Foto diambil pada 10 Juli 2010 di Pulau Sauwandarek, Raja Ampat, Papua.

Kategori: Mengolah dan Puisi.